LAYAR NEWS — Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut senjata bantuan negara Barat untuk Ukraina sudah masuk pasar gelap. Senjata-senjata itu dikhawatirkan jatuh ke tangan penjahat, bahkan teroris.
Pernyataan itu disampaikan Putin saat bertemu kepala badan keamanan dan layanan khusus negara-negara persemakmuran atau pecahanan Uni Soviet (CIS), Rabu (26/10/2022).
Dia mendesak kepada peserta untuk meningkatkan kerja sama guna mengatasi dampak penggunaan senjata-senjata tersebut oleh kelompok teroris. Putin menegaskan kondisi ini menjadi tantangan serius.
Kelompok kriminal lintas batas, lanjut Putin, terlibat dalam penyelundupan senjata dari Ukraina ke wilayah lain. Senjata yang disebutnya bukan jenis kecil, melainkan sistem peluncur roket berpresisi tinggi.
“Ada risiko berkelanjutan para penjahat mendapatkan senjata lebih kuat, termasuk sistem pertahanan udara portabel dan senjata presisi,” kata Putin, dikutip dari RT.
Sebelumnya Duta Besar (Dubes) Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia memperingatkan pejabat Ukraina sudah membuka jalan untuk mengirim senjata yang dipasok negara Barat ke pasar gelap global.
Pejabat tinggi militer negara Barat menegaskan hampir tidak mungkin untuk melacak ke mana saja senjata seharga miliaran dolar AS itu berakhir.
Hal senada disampaikan pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) Sean O’Donnell yang mengatakan sulit untuk melacak senjata-senjata itu karena Ukraina masih menggunakan cara analog untuk mendeteksinya.
CBS News melaporkan, sekitar 70 persen senjata yang dipasok ke Ukraina tidak sampai ke garis depan karena harus melewati jaringan kekuasaan, oligarki, serta pemain politik.