LAYAR NEWS, Makassar – Ada suasana yang berbeda dari biasanya saat rombongan jemaah haji dari Kloter 22 Debarkasi Makassar (UPG) tiba di Asrama Haji Sudiang. Bila umumnya jemaah yang pulang haji tampil glamor, rombongan jemaah ini justru menonjolkan gaya dengan kearifan lokal.
Kloter 22 yang didominasi jemaah asal Kabupaten Wajo Sulsel, kompak mengenakan batik berwana hitam, bukan outfit warna-warni mencolok sebagaimana yang dikenakan oleh jemaah asal kabupaten lain saat tiba di Asrama Haji Sudiang, Makassar.
Wajo diketahui memang dikenal sebagai daerah dengan panghasil tenun sutera di Sulsel, bahkan Indonesia Timur. Kloter 22 sebanyak 449 jemaah tiba di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin dengan pesawat Garuda GIA1222, Selasa 9 Juli 2024 pukul 19.34 WITA.
Kabid Penerimaan dan Penjemputan Jemaah PPIH Embarkasi-Debarkasi Makassar, Wahyuddin Hakim mengaku terharu dan menaruh hormat kepada pemerintah daerah Kabupaten Wajo sehingga jemaahnya kompak mengenakan pakaian khas daerah.
“Menyaksikan jemaah malam ini, saya terharu dan menaruh rasa hormat kepada Pemda kabupaten Wajo. Ini pakaian kita, pakaian indonesia, pakaian khas daerah. Sebagai budaya dan kearifan lokal. ternyata budaya kita jauh lebih bagus dari budaya luar,” katanya dilansir dari laman resmi Kemenag Sulsel, Rabu, 10 Juli 2024.
Kata Wahyuddin Hakim, kembalinya jemaah dari tanah suci yang dinilai bukan pakaian yang dikenakan tapi apakah pada diri jemaah terjadi perubahan sikap dan prilaku setelah nanti berbaur di tengah masyarakat.
“Kami harap para jemaah justru dapat memberi warna kehidupan dengan bekal ibadah dari tanah suci selama 42 hari. Bapak ibu akan menjadi pendidik agama dan teladan spiritual di daerahnya masing-masing,” pesannya.