fbpx
No menu items!
ADVERTISEMENT

IDI Makassar: Sekolah Tatap Muka Boleh, Asal…

Promo

ADVERTISEMENT

LAYAR.NEWS, MAKASSAR – Sekolah tatap muka rencananya akan mulai diuji cobakan pada bulan Juli 2021 mendatang.

Menanggapi hal ini, Ketua IDI Kota Makassar, DR Dr Siswanto Wahab Sp.KK(K), mengatakan penerapan sekolah tatap muka harus diperhitungkan kembali secara matang.

la mengatakan sebaiknya pemerintah tidak hanya memastikan guru telah divaksin secara keseluruhan. Tetapi peserta didik juga harus dipastikan telah menerima suntikan vaksin, baru menerapkan sekolah tatap muka atau offline.

“Siapa yang mau bertanggung jawab jika anak anak kena Covid-19. Apalagi meninggal karena Covid, Idealnya serta semestinya guru dan peserta didik harus selesai divaksin baru boleh dikaji soal pembukaan tatap muka langsung,” ujarnya.

Selain itu, la juga menegaskan bahwa, jika siswa dan guru belum selesai divaksin, maka IDI Makassar tidak menyetujui kegiatan tatap muka digelar baik secara terbatas atau tidak .

“Rangkaian proses interaksi ke sekolah sangat berpotensi besar menimbulkan penularan terhadap peserta didik. Mulai dari anak keluar sampai pulang ke rumah , Ada yang naik kendaraan umum , sampai di sekolah pasti ada fase interaksi di antara siswa ini rawan jika peserta didik belum di vaksin,” jelasnya.

“Logikanya orang dewasa saja kepatuhan terhadap protap kesehatan masih jauh dari harapan apalagi peserta didik yang masih pengen main dan bercanda bersama teman, kita harus peka kepada semua ini,” tambahnya.

la pun menyarankan agar pemerintah fokus pada penurunan angka penularan Covid-19 dengan Vaksinasi dan memasifkan 3 T (testing ,treacing dan tretamen). Sehingga bisa positive Rate turun.

“Karena faktanya masih di kisaran 17-19 persen di Indonesia. Artinya 10 orang dilakukan testing swab/PCR akan ada 2 orang positif, standar WHO hanya 5 persen, selain itu angka Covid-19 propinsi Sulawesi Selatan masih masuk 5-7 tertinggi di Indonesia dan Makassar sebagai epicentrum,” kata Siswanto.

Siswanto menambahkan, seluruh warga sekolah termasuk guru, peserta didik dan staf sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki risiko yang sama untuk tertular dan menularkan Covid-19 harus sudah divaksin. Idealnya untuk Sulawesi Selatan 1200-1300 setiap hari pemeriksaan swab/PCR di luar pemeriksaan penderita positif Covid-19 .

Setelah vaksin, lanjut Siswanto, persoalan belum selesai. Pasalnya pendidikan disiplin hidup bersih sehat, penerapan protokol kesehatan harus menjadi perhatian.

” Penerapan 3 M secara ketat. Baik memakai masker, menjaga jarak dengan menghindari kerumunan, mencuci tangan dari rumah hingga ke sekolah, termasuk mempersiapkan kebutuhan penunjang kesehatan anak seperti masker, bekal makanan dan air minum, pembersih tangan, hingga rencana transportasi harus steril dengan memastikan aman dari penularan Covid-19,” jelasnya.

Siswanto menegaskan, ada tiga poin penting untuk perhatikan masa depan anak, yakni hak anak hidup, hak anak sehat dan hak anak mendapatkan pendidikan.

“Dengan guru di vaksin dan peserta didik tidak di vaksin, pertanda Covid-19 takut sama anak-anak? Tentu tidak, sebab dengan varian baru B117 semua golongan usia tidak luput dari Covid-19,” tutupnya.

Baca juga:  Banjir Lagi, Dewan Minta Penyebab Sungai Tallo Dangkal Ditindak

Baca berikutnya: 500 Guru di Makassar Terima Vaksin Covid-19

ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ADVERTISEMENT

Terkini

Panwascam Berpengalaman di Pemilu Jadi Prioritas di Pilkada Serentak 2024 Sulsel

Bawaslu Sulsel berkomitmen untuk memprioritaskan Panwascam berpengalaman dalam Pemilu Februari untuk Pilkada Serentak 2024.
ADVERTISEMENT

Populer

Berita Terkait

ADVERTISEMENT