LAYAR.NEWS, MAKASSAR – Ni’matullah resmi ditetapkan sebagai Ketua DPD I Demokrat Sulsel Periode 2022-2027 oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat.
Sementara pada hasil Musda Partai Demokrat Ni’matullah kalah suara dari rivalnya Ilham Arief Sirajuddin (IAS).
Diketahui, IAS sukses meraih 16 suara DPC, sementara Ni’matullah hanya memperoleh 8 suara DPC dan 1 DPD.
IAS mengatakan jika diibaratkan produk, marketing Ni’matullah lebih hebat. Namun, Ia cukup menyayangkan keputusan DPP yang mengabaikan 16 suara dari Musda.
“Kalau diibaratkan sebuah produsen, DPP itu pabriknya, kita ini perwakilan bagian cabangnya mau mencoba menjual produk. Tapi mungkin kemampuan marketingnya lebih bagus ulla dibanding saya,” ujar IAS saat dihubungi via seluler pada Rabu (30/3/2022).
Selain mengabaikan 16 suara dalam Musda, menurut IAS penetapan ketua DPD Demokrat Sulsel ini tidak masuk logika. Pasalnya, laporan pertanggungjawaban Ni’matullah pada periode sebelumnya telah ditolak.
Sementara menurutnya sebuah laporan pertanggungjawaban merupakan bentuk evaluasi dari seorang pemimpin.
“Nah, tidak bisa diterima akal sehat itu tadi. Sudah 16 suara (diabaikan-red), kemudian laporan pertangungjawabannua nya ditolak, tapi DPP masih mau memberikan kepada Ulla (Sapaan akrab Ni’matullah-red),” kata IAS.
Meski begitu, IAS mengatakan belum memastikan strategi Demokrat ke depannya. Karena menurutnya Ni’matullah bahkan tidak mampu menjalankan kepemimpinan dengan sukses pada periode sebelumnya.
“Kedepannya, ya kita belum tahu seperti apa. Tetapi dari analisa kita kan sulit karena yang dulu pun tidak mampu dia jalankan,” kata IAS.
IAS menambahkan, melalui Musda akan banyak yang menilai sistem demokrasi yang digunakan oleh Demokrat. Pasalnya suara yang diperoleh dari hasil pemilihan tidak dipertimbangkan dalam menetapkan pemimpin.
“Melalui musda ini lah, kan pada akhirnya tidak sedikit yang mengatakan ngapain Musda kalau begitu, penunjukkan langsung aja,” pungkasnya.
Baca berikutnya: Ni’matullah Kembali Nahkodai Demokrat Sulsel