LAYAR.NEWS, MAKASSAR – Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 days reverse repo rate turun sebanyak 25 basis points (bps) dari periode sebelumnya 3,75 persen menjadi berada di level 3,5 persen.
Penurunan suku bunga ini menjadi level paling terendah sepanjang sejarah. Hal tersebut sebagai upaya pemulihan ekonomi yang terus menjadi perhatian di masa pandemi Covid-19.
“Ini menjadi yang terendah selama ini dan penurunan ini berdasarkan analisi ekonomi bahwa selama ini nilai tukar bergerak ke arah stabil. Infersi juga terkendali, aman sesuai sasarannya,” tutur Kepala Perwakilan BI sulsel, Budi Hanoto, Kamis (25/02/2021).
Budi menjelaskan, saat ini nilai tukar masih sesuai dengan fundamental ekonomi. Sehingga BI menurunkan suku bunga acuan guna memaksimumkan pertumbuhan ekonomi, khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Selain suku bunga acuan, suku bunga deposito juga turun 181 bps menjadi di kisaran 4,27 persen. Sementara suku bunga kredit baru turun 83 bps menjadi 9,7 persen.
BI berkomitmen akan mengarahkan seluruh instrumen kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, dengan tetap menjaga terkendalinya inflasi dan memelihara stabilitas nilai tukar Rupiah, serta mendukung stabilitas sistem keuangan.
Di Sulsel sendiri, perekonomian saat ini terus ditopang oleh ekspor dari beberapa bahan tambang dan komoditi lain. Olehnya, pemulihan perekonomian di Sulsel diprakirakan semakin membaik.
“Tentunya kita harus sokong ekspor ini karena demand-nya (permintaan) lagi tinggi, terutama untuk barang tambang. Nikel kita punya, tembaga dan sebagainya,” pungkas Budi.
Baca berikutnya: BRI Turunkan Bunga Kredit