LAYAR.NEWS, MAKASSAR – Ketua Tim Ahli Pengendalian Covid-19 Sulsel, Ridwan Amiruddin menegaskan, masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) meskipun sudah disuntik vaksin Sinovac.
“Meskipun tinggi efikasinya, tapi tidak ketat prokes maka peluang untuk terpapar Covid-19 juga tinggi,” ujar Ridwan kepada layar.news melalui telepon, Jumat (15/01/2021).
Mendapatkan vaksinasi, bukan menjadi sebuah tiket untuk bebas bepergian tanpa memperhatikan prokes.
Dari hasil penelitian, orang-orang yang telah dapatkan vaksin masih memiliki kemungkinan risiko terinfeksi Covid-19.
“Seseorang yang sudah mendapatkan vaksin juga berpeluang terinfeksi, karena sistem imunitas vaksin Covid-19 berbeda dengan sistem vaksin yang lain, misalnya campak,” jelas Ridwan.
Ia menjelaskan, vaksinasi campak hanya memerlukan suntikan satu kali saja untuk memberikan perlindungan seumur hidup. Sedangkan vaksinasi Covid-19 belum miliki resep yang menunjukkan berapa lama daya tahannya.
“Ada yang menyebutkan 4 bulan, 6 bulan dan bahkan beberapa bulan. Itu sangat tergantung dari paparan,” jelas Ketua Prodi S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat Unhas itu.
Pada prinsipnya, setiap cairan vaksin yang masuk ke dalam tubuh akan mendeteksi beda asing atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga, jika penerima vaksin lalukan aktivitas dengan pengidap Covid-19, maka kekebalan antibodi akan melemah.
“Semakin tinggi paparan virusnya berarti semakin tinggi peluru atau antiboy kita itu bekerja dan meberikan perlindungan. Nah, semakin tinggi penggunaanya semakin cepat habis,” ungkap Ridwan.
Oleh karena itu, penting bagi penerima vaksin untuk tetap patuh dan tidak melonggarkan penerapan protokoler kesehatan. Karena vaksin tanpa prokes, tidak akan memberikan efek baik pada penanganan Covid-19.
Promo
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berita Terkait
ADVERTISEMENT