fbpx
No menu items!
ADVERTISEMENT

Berkenalan dengan Macaca Maura, Primata Spesialis “Keributan” di Belantara Maros 

Promo

ADVERTISEMENT

LAYAR NEWS, Maros – Macaca Maura atau kera hitam Sulawesi, adalah salah satu hewan endemik Sulawesi Selatan. Hewan ini merupakan jenis monyet ekor panjang yang berukuran sedang, dengan panjang tubuh rata-rata sekitar 40 hingga 50 cm. Bulu lebat Macaca Maura berwarna hitam pekat, dan wajahnya berwarna putih. 

Ekor panjangnya berfungsi sebagai penyeimbang saat memanjat pohon. Macaca Maura hidup di hutan hujan dataran rendah dan pegunungan di Sulawesi Selatan. Primata ini banyak dijumpai di kawasan hutan konservasi Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (BTN Babul), Kabupaten Maros. Menurut bahasa lokal masyarakat setempat, Macaca Maura atau kera hitam ini disebut sebagai dare’. 

Baca juga:  Pelindo IV Ekspor 12 Kontainer Komoditas Daerah Sulteng

Mereka merupakan hewan sosial yang hidup dalam kelompok yang terdiri dari beberapa ekor individu. Kelompok Macaca Maura dipimpin oleh seekor jantan yang dominan. Mereka ini aktif di siang hari dan menghabiskan waktunya untuk mencari makan, bermain, dan bersosialisasi. Seperti kera pada umumnya, Macaca Maura berkomunikasi dengan kelompoknya dengan berteriak. 

ADVERTISEMENT

Untuk membuat suara bising, dare’ Macaca Maura menggoyang-goyangkan ranting pohon. Itu juga sebagai penanda sekaligus identitas yang ditunjukan sebagai seorang pemimpin dalam kelompoknya. Macaca Maura merupakan omnivora yang memakan berbagai macam makanan, termasuk buah-buahan, sayuran, serangga, dan hewan kecil lainnya. 

Baca juga:  Peringati Hari Korban 40 Jiwa, Ini Pesan Pj Wali Kota Makassar

Hewan ini juga merupakan pemakan buah-buahan yang penting dalam penyebaran biji-bijian di hutan. Macaca Maura merupakan hewan yang masuk dalam perlindungan undang-undang. Hewan ini terancam punah karena habitatnya yang terus berkurang akibat deforestasi dan perburuan.

Dalam beberapa kasus, Macaca Maura juga sempat masuk ke pemukiman warga lokal sekitar untuk mencari makan. Pemicunya, warga lain yang kadang berkunjung ke kawasan TN Babul atau sekedar melintas kadangkala memberikan sesuatu yang bisa dimakan oleh kera ini. Faktor kebiasaan inilah yang membuat mereka berkeliaran ke lingkungan warga. 

ADVERTISEMENT
Baca juga:  Gubernur Sulsel Sambut Keluarga Ibu Gantung Diri di Pinrang

Kendati begitu, petugas sudah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak memberikan makanan instan kepada kera ini. Itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Macaca Maura menjadi penghuni yang paling mendominasi hutan kawasan Babul. Keberadaan kera ini menjadi penanda bahwa ekosistem kawasan hutan masih tetap lestari. 

Sumber: Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulsel

ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ADVERTISEMENT

Terkini

PSM Makassar Tutup Akhir Musim Liga 1 2024 dengan Kemenangan Atas Rans Nusantara

PSM Makassar sukses menuntaskan misi menutup akhir kompetisi resmi Liga 1 Indonesia musim 2023-2024, setelah menang melawan Rans Nusantara.
ADVERTISEMENT

Populer

Berita Terkait

ADVERTISEMENT