LAYAR.NEWS, MAKASSAR – Peningkatan kasus Covid-19 di Kota Makassar masih terus terjadi. Tim Ahli Epidemiologi Satgas Covid-19 mengusulkan untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), setelah Pemkot Makassar menerapkan pembatasan jam malam.
Ketua Tim Ahli Epidemiologi Satgas Covid-19 Makassar, Ansariadi mengatakan, penerapan PSBB sudah jauh hari dipikirkan, bahkan diprediksi akan diterapkan dalam waktu dekat.
Menyusul, pemerintah pusat meminta agar seluruh daerah untuk menerapkan kebijakan tersebut.
“Jadi sebelum pusat putuskan kita di Makassar sudah prediksi itu. Beberapa hari lalu kita sudah wacanakan makassar akan PSBB jika kasus terus mengalami peningkatan,” ujarnya, Sabtu (09/01/2021).
Kendati demikian, wacana PSBB tersebut, kata dia, masih akan dibahas bersama dengan seluruh stakeholder terkait. Sebab PSBB masuk dalam salah satu alternatif yang perlu dipertimbangkan.
“Ini PSBB baru kita mau bahas, karena saya bersama tim rencana mau ketemu pak (Pj) Wali Kota untuk membicarakan dan diskusikan itu. Karena ada beberapa alternatif lain, nanti disitulah dipilih apakah memilih alternatif lain selain PSBB,” terang Ansariadi.
Keputusan pemerintah pusat untuk memberlakukan PSBB di Pulau Jawa, Bali dan Madura setelah Jakarta, sehingga daerah lain termasuk Makassar juga perlu dipertimbangkan. Namun kembali tergantung dari kondisi wilayah.
“Inikan Covid-19 terus meningkat secara keseluruhan di Indonesia sehingga di warning daerah lain untuk mempertimbangkan PSBB. Tetapi PSBB itu tergantung dari situasi daerah,” ungkapnya.
Ansariadi mengaku, kepastian PSBB di Makassar dilaksanakan atau menggunakan alternatif lain, akan diumumkan dua hari kedepan, atau Senin, (11/01/2021) bersamaan dengan penerapan jam malam berakhir.
“Nanti dua atau tiga hari kedepan kita putuskan, dengan melihat hasil dari evaluasi pemberlakuan jam malam ini. Nanti setelah kita konsultasikan dengan pak (Pj) Wali baru kita informasikan,” tutur Ansariadi.
Trend kasus Covid-19 di Makassar sempat mengalami penurunan dikarenakan jumlah orang tes swab sedikit. Namun, itu belum bisa dianggap terjadi pengurangan.
“Kenyataan kita dapat itu menurun, tetapi kami melihat di masyarakat sebetulnya tidak menurun, maksudnya jumlah orang yang di tes covid itu berkurang jadi menurun juga kasus, beda tiga minggu lalu kita tes sampai 400 orang makanya kasus tinggi juga,” terangnya.
“Tetapi kalau ternyata banyak belum di tes kita belum bisa simpulkan itu kasus menurun. Karena itu juga salah satu pertimbangan untuk melakukan PSBB,” tambahnya.